Ushuluddin, Adab & Dakwah | IAIN Pekalongan

sholat gerhana matahari berjamaah Momentum Membangun Kesadaran Diri Dengan Orientasi Ilahi

E-mail Print PDF

Gerhana Matahari:

Momentum Membangun Kesadaran Diri Dengan Orientasi Ilahi

Pekalongan, Sebagian wilayah di Indonesia, termasuk Pekalongan pada hari Kamis, 26 Desember 2019 telah dilintasi gerhana matahari cincin. Di Masjid Jami’ Pekalongan dilakukan sholat sunah kusuf atau sholat gerhana matahari berjamaah yang dilaksanakan selepas dzuhur, bertindak selaku imam adalah Habib Baqir Bin Ahmad Al Atthas Pekalongan dan yang menjadi khotib adalah beliau Dr. H. Imam Kanafi, M. Ag, Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pekalongan. Acara sholat gerhana matahari di Masjid Jami Pekalongan di penuhi oleh para jamaah umat muslim dari Kota Pekalongan dan sekitarnya.

Dr. H. Imam Kanafi, M. Ag. Dalam khutbahnya menyampaikan tentang “Gerhana Matahari: Momentum Membangun Kesadaran Diri Dengan Orientasi Ilahi”. Beliau mengutip hadits Nabi,

Lebih lanjut Imam Kanafi menyampaikan tentang hikmah adanya fenomena gerhana matahari, antara lain, Pertama, menyadari Kelemahan diri dan Kekuasaan Ilahi. Peristiwa gerhana matahari, bukanlah peristiwa biasa yang hanya disikapi biasa-biasa saja, atau bahkan hanya dijadikan tontonan dan hiburan semata. Keberadaan matahari, bulan, dan juga benda2 alam semesta lainnya merupakan bukti akan keberadaan Allah SWT yang Maha Besar dan tanda-tanda akan kekuasaan-Nya yang tidak ada bandinganya. Dengan gerhana matahari ini, sejatinya kita manusia sedang disadarkan bahwa Allahlah yang menciptakan alam seisinya ini, Allahlah yang Maha Besar dan Allahlah Pemilik alam raya ini, yang berkuasa atas semua peristiwa kehidupan ini. Sementara kita manusia adalah makhluk yang amat sangat kecil nan lemah tiada daya. Kita manusia ini sungguh lemah. Sekuat apapun kita, sebesar apapun kekuasaan, dan setinggi apapun jabatan, kita manusia tetap sangatlah lemah dihadapan Allah SWT”. Sebagaimana Allah tegaskan: وَخُلِقَ الإِنسَانُ ضَعِيفاً “Karena manusia diciptakan (bersifat) lemah.” (QS.An-Nisa’:28).

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِن بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِن بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفاً وَشَيْبَةً

“Allah-lah yang Menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia Menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia Menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban.” (QS.Ar-Rum:54)

Kedua, tumbuhnya rasa takut diri kepada Allah rabb al Izzati. Fenomena gerhana dikehendaki Allah agar dengan gerhana itu, kita manusia tumbuh rasa takut dan ingat akan fenomena yang terjadi pada hari kiamat. Dimana Allah ta’ala menggambarkan dalam Al-Qur’an,

اذالشمس كورت واذالنجوم انكدرت واذا لجبال سيرت واذا العشار عطلت واذا الوحوش حشرت

Apabila matahari digulung, dan apabila bintang-bintang berjatuhan, dan apabila gunung gunung dihancurkan dan  bulan pun telah hilang cahayanya, lalu matahari dan bulan dikumpulkan’.

Ketiga, Peringatan: Bersegera beramal baik dan berhenti maksiat. Dengan gerhana matahar juga mengandung hikmah untuk mengingatkan kita manusia agar kembali kepada Allah dengan berhenti melakukan dosa dan kemaksiatan dan mengisi hidup di dunia dengan amal sholeh. Diantara kita banyak yang kurang menyadari bahwa gerhana matahari adalah tanda-tanda yang Allah jadikan sebagai peringatan. Mungkin diantara kita manusia ini telah banyak menyepelekan dosa dosa, bahkan bergelimang kemaksiatan dan kemungkaran tanpa terasa. Allah hendak mengingatkan melalui gerhana matahari ini, supaya kita manusia mau segera bertaubat, kembali kepada jalan syariat Allah. Gerhana matahari ini, dimana cahaya terhalang oleh bulan sehingga gelaplah dunia, bisa menjadi analog atau gambaran adanya gerhana ruhani dalam qalbu kita, dimana cahaya Allah, hidayah dan petunjukka terang Allah, tidak sampai kepada hati qalbu kita karena terhalang (terhijab) oleh dosa-dosa dan kemaksiatan serta sifat-sifat tercela kita. Keempat, Meneguhkan Tauhid. bahwa yang berhaq disembah hanyalah Allah SWT, bukan matahari atau bulan apalagi benda-benda teknologi masa kini di alam ini.

وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah.