Ushuluddin, Adab & Dakwah | IAIN Pekalongan

Jurusan Manajemen Dakwah Gelar Seminar Nasional Tentang Optimalisasi Bimbingan Jemaah haji di Masa Pandemi

E-mail Print PDF

Pekalongan (21/6) – Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pekalongan mengadakan acara Seminar Nasional dengan tema “Optimalisasi Bimbingan Jamaah Haji Menjadi Mandiri dan Mabrur di Era Pasca Pandemi Covid-19” pada Ahad, 1 Juni 2022. Bertempat di Koridor Lantai 2 kampus FUAD, acara Seminar Nasional diisi oleh Dr. KH. Anasom, M. Hum Dosen UIN Walisongo sekaligus Pembimbing Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) NU Kota Semarang.


 

Acara Seminar Nasional ini dihadiri oleh perwakilan KBIH dari unsur dosen dan mahasiswa dengan total peserta sebanyak 250 orang. Selaku moderator pada acara ini yakni Ratih Rizki Nirwana, M. Pd dari Ponpes Progresif Fathimah Al-Amin, Semarang. Dalam seminar tersebut, pemateri menyampaikan bahwa masyarakat sebisa mungkin mengatur dan merencanakan keluarganya agar dapat berhaji. “Terkait hal tersebut maka istito’ah bergeser, yang tadinya beranggapan bahwa orang yang punya uang belum tentu bisa berangkat haji, kemudian berubah bahwa setiap orang yang berani dan membuat keputusan sekarang, akan bisa berhaji,” jelas KH. Anasom.


Tidak bisa dipungkiri, optimalisasi bimbingan jemaah haji sangat diperlukan melihat Indonesia merupakan negara terbesar dalam mengirimkan jemaah haji. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk Indonesia yang besar dan prosentasi penduduknya muslim jika dibandingkan dengan negara muslim lainnya di dunia. Kebiasaan baru pasca pandemi juga mempengaruhi pemberangkatan haji Indonesia, serta adanya protokol kesehatan menambah deretan syarat yang sangat dibutuhkan dan perlu disosialisasikan seluruh pihak terkait, terutama para penyelenggara travel haji dan bimbingan haji di berbagai daerah.

Lebih lanjut, pemateri menjelaskan tentang Indikator Jamaah Mandiri yang biasa disingkat dengan 5M, yaitu; pertama, Mampu menguraikan tata cara ibadah haji dari syarat, rukun, wajib, sunah dan larangan dalam proses ibadah haji, kedua mampu menyebutkan proses perjalanan ibadah haji; ketiga mampu memahami hikmah ibadah haji; keempat mampu menjaga kesehatan dan keamanan diri sendiri; dan terakhir mampu memenuhi kebutuhan diri sendiri selama proses perjalanan haji.

Selain menerapkan protokol kesehatan, calon jemaah haji diharapkan dapat mandiri sesuai dengan indikator di atas. Dalam situasi pandemi, jamaah haji juga harus mengenal gejala dan upaya pencegahan covid-19. Optimalisasi yang dilakukan dalam bimbinan Ibadah haji agar menjadi haji mabrur dan mandiri paca pandemi. Kegiatan yang dilaksanakan pada hari minggu ini berjalan lancar dan penuh antusias dari peserta seminar. Diharapkan akan ada timbal balik yang positif terkait kemajuan bimbingan haji di masa mendatang.

Reporter dan redaksi : (Firda)